Minggu, 08 Januari 2012

Aliran Menyimpang serta Sesat Bermunculan dan Menyerbu Negara Indonesia Tercinta

     Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia merincikan 5 poin penting dalam berkehidupan dan berkemasyarakatan. Lima poin tersebut diantaranya: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (3) Persatuan Indonesia (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
      Merujuk dan melihat pada sila pertama, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa", negara Indonesia mencatat lima agama yang krusial. Lima agama tersebut yaitu agama Islam, Hindu, Budha, Kristiani dan Protestan. Seiring perkembangan teknologi dan berjalannya waktu, tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa terkendali lagi. Banyak aliran yang mengaku bahwa aliran tersebut merupakan agama yang terpecaya, mengaku bahwa utusan dari Alloh SWT, banyak juga yang mengaku bahwa ia (orang yang mengaku-ngaku ketua dan biasanya perekrut pengikut)  adalah seorang Nabi ataupun Rasul. Banyak alasan yang melatarbelakangi adanya pemalsuan, penyimpangan serta sesatnya sebuah aliran atau pengakuan sebuah agama baru. Salahsatu diantaranya adalah keuntungan yang besar, contoh aliran sesat dengan latarbelakang ingin mendapatkan keuntungan adalah (1) Jamaah Pengajian Al-Haq, untuk mencari pengikut baru jamaah Al-Haq yang diduga telah beroperasi selama 2 tahun ini menggunakan metode multi level marketing. Setiap jemaah diwajibkan mencari pengikut baru yang diwajibkan membayar uang Rp 300 ribu kepada pimpinan jamaah Al-Haq bernama Dewi yang hingga saat ini masih buron. Uang tersebut konon untuk jaminan agar jamaah Al-Haq dapat masuk surga. Banyak korban yang telah tertipu atas kejadian ini. Pihak berwajib hingga kini mewanti-wanti kepada masyarakat umum agar tidak mudah percaya dengan segala iming-iming yang berbau dengan agama ataupun kepercayaan.
     Aliran yang berikutnya adalah (2) Ahmadiyah, gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza lahir 15 Februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India. Ahmadiyah masuk ke Indonesia tahun 1935, tapi mereka mengklaim diri telah masuk ke negeri ini sejak tahun 1925. Tahun 2000, mendiang khalifah Ahmadiyah dari London, Tahir Ahmad, bertemu dengan Presiden Abdurahman Wahid. Kini Ahmadiyah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain. Basis-basis Ahmadiyah di Kuningan, Jawa Barat dan Lombok telah dihancurkan massa (2002/2003) karena mereka sesumbar dan mengembangkan kesesatannya. Ahmadiyah adalah suatu aliran yang meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad saw, mereka meyakini Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi mereka. Selain itu mereka mempunyai kitab suci yang dikenal dengan nama Tadzkirah sebagaimana umat Islam mempunyai Al-Qur`an. Aliran ini disinyalir masih banyak menjamur dan bersembunyi para antek-anteknya disejumlah wilayah. Kita manusia yang pintar harus lebih hati-hati terhadap permainan kepercayaan dan permainan iman maupun akhlak.
     Selanjutnya adalah (3) Lia "Eden" Aminuddin (Salamullah), agama Salamullah adalah agama baru yang menghimpun semua agama, didirikan oleh Lia Aminuddin, di Jakarta. Dia mengaku sebagai Imam Mahdi yang mempercayai reinkarnasi. Lia mengaku sebagai jelmaan roh Maryam, sedang anaknya, Ahmad Mukti yang kini hilang, mengaku sebagai jelmaan roh Nabi Isa as. Dan imam besar agama Salamullah ini Abdul Rahman, seorang mahasiswa alumni UIN Jakarta, yang dipercaya sebagai jelmaan roh Nabi Muhammad saw. Ajaran Lia Aminuddin yang profesi awalnya perangkai bunga kering ini difatwakan MUI pada 22 Desember 1997 sebagai ajaran yang sesat dan menyesatkan. Pada tahun 2003, Lia Aminuddin mengaku mendapat wahyu berupa pernikahannya dengan pendampingnya yang dia sebut Jibril. Karena itu, Lia Aminuddin diubah namanya menjadi Lia Eden sebagai lambang surga, menurut kitabnya yang berjudul Ruhul Kudus. Pengikutnya makin menyusut, kini tinggal 70-an orang, maka ada "wahyu-wahyu" yang menghibur atas larinya orang dari Lia.
     Tiga contoh aliran diatas memaksa kita harus tetap hati-hati terhadap segala macam kemungkinan terhadap pencucian otak yang dilakukan oleh oknm-oknum berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar