Kamis, 24 Mei 2012

Pertanian Organik


1.      Mendeskripsikan apa saja hal-hal yang berhubungan dengan “Organic Farming” ditinjau dari prespektif ekologi, agronomi, ekonomi, dan sosial.
Dilihat dari kata yang berkaitan yaitu, “Organic Farming” atau “Pertanian Organik”, dapat diartikan secara singkat yaitu sebuah cara ataupun teknologi pada bidang pertanian dengan menggunakan bahan-bahan organik. Penggunaan bahan organik disini berhubungan dengan dua poin, yaitu organik di proses (pada proses bagaimana sebuah produk berbahan baku organik, dari bibit atau benih, sumber pengairan, dan lainnya) dan organik di produk (bagaimana kandungan sebuah produk tidak melebihi ambang batas residu yang sudah dipatenkan atau ditentukan).

Pertanian organik menjurus pada bagaimana tujuan pertanian yang berkelanjutan. Sebagaimana telah diketahui bahwa pertanian berkelanjutan merupakan sebuah usaha keberlanjutan atau orientasi dalam jangka waktu yang panjang (misal 10 tahun kedepan) dengan kondisi dan pendapatan yang sama. Ada 3 tujuan pada pertanian berkelanjutan, yaitu: (1) Mencari cara agar sumber daya lokal supaya dapat efektif dan efisien sehingga mendukung sistem pertanian (2) Eksternal input baru digunakan apabila lingkungan atau internal input tidak cukup mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan dan (3) Mendapatkan kepastian dan stabilitas hasil.
Ada empat prespektif mengenai bagaimana pertanian organik berjalan, diantaranya:
a.       Ekologi, bagaimana sebuah sistem pertanian mampu memepertahankan kondisi ekologi, bahkan meningkat (sumber daya lingkungan). Telah diketahui bahwa sistem pertanian organik muncul setelah LEISA (Low Eksternal Input Suistainable Agriculture). Ada sebuah perputaran atau daur yang menyebabkan bagaimana pertanian organik perlu dilakukan. Pertama, pada zaman dulu saat dimana eksternal input tidak digunakan (nol eksternal input) karena memang belum ada teknologi yang dapat dipakai. Karena dirasa belum dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian, lalu ada LEIA (Low Eksternal Input Agriculture), sistem ini dijalankan karena mulai muncul teknologi dalam bagaimana bercocok tanam yang menghasilkan produk cukup memenuhi kualitas maupun kuantitas. Penggunakan bahan-bahan organik mulai berkurang intensitas pemakaiannya. Kemudian masyarakat mulai kecanduan dan merasa menggunakan eksternal input yang tinggi dapat menghasilkan hasil yang baik, sistem HEIA (High Eksternal Input Agriculture) pun tidak dapat dielakan. Namun, ada kendala dalam sistem HEIA yaitu lingkungan tidak terkendali kerusakan terhadap lingkunangan atau media tanam, ada ketidakseimbangan antara bagaimana manusia memperlakukan lingkungan. Setelah itu ada perubahan paradigma saat sistem HEIA banyak menimbulkan masalah seperti sebelumnya digambarkan, bagaimana orientasinya berubah menjadi lebih berdaya guna dan tidak bersifat merusak itulah LEISA (Low Eksternal Input Sustainable Agriculture). Walaupun ada perubahan orientasi menjadi lebih baik dan berkelanjutan, masih ada yang tidak sesuai dengan lingkungan dan manusia terhadap keseimbangannya. Lingkungan yang terlanjur tercemar akibat eksternal input membuat manusia sebagai konsumen utama hasil pertanian menjadi calon korban hasil produk pertanian. Hal itu membuat orientasi mengupayakan bagaimana sistem pertanian organik harus dilakukan, akibat penggunanaan bahan anorganik (bahan kimia). Kembali ke awal pada saat pada zaman dahulu dengan nol eksternal input, dulu karena memang teknologi belum berkembang, untuk sekarang dilakukan karena kondisi lingkungan yang mulai terganggu.
b.      Agronomi, teknis budidaya yang dilakukan pada sistem pertanian organik memang cukup membuat otak harus terus berputar mencari cara bagaimana suatu hasil produk pertanian 100% organik. Pertanian organik mensyaratkan sumber perairan pada saat pengairan lahan langsung dari sumber mata air, tidak melalui parit, selokan, bendungan, tadah air ataupun lainnya. Ada banyak kasus bahwa sistem pengairan yang tidak langsung dari mata air, produk pertanian tidaklah 100% organik, banyak kandungan air dari sumber-sumber lain yang sudah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia. Itulah yang menjadi kendala bagaimana sistem pertanian organik berjalan.
c.       Ekonomi, sistem pertanian organik memiliki keseimbangan antara prospek pendapatan dan keberpengaruhan terhadap lingkungan yang baik. Manusia yang membudidayakan atau memperbanyak dan mengupayakan sistem pertanian organik , juga salah satu tindakan penyelamatan lingkungan yang memang mulai merapuh, selain itu keselamatan manusia terhadap bahan kimia pun mulai meningkat. Secara harga, produk pertanian organik yang beredar diluar memang tercatat lebih mahal dari produk pertanian pada umumnya, itu yang membuat banyak orang berfikir ulang membeli atau tidaknya. Untuk jaminan produk pertanian 100% organik atau tidaknya, kejelian juga harus dilakukan, karena memang ada produk pertanian yang dijual tetapi tidak memenuhi standar media tanam (lahan) yang sudah ditentukan.
d.      Sosial, keterkaitan antar manusia seperti produsen dan konsumen mengenai perkembangan produk pertanian haruslah diperhatikan. Memang sudah mulai banyak masyarakat umum mengkonsumsi produk hasil sistem pertanian organik, tetapi pada kenyataan yang lebih luas lebih banyak yang menemui kendala. Masyarakat masih banyak yang tidak tahu menau dimana tempat membeli produk pertanian organik, karena memang tidak semua supermarket menyediakan produk tersebut. Kendala yang ditemui oleh produsen yaitu terkait mengenai dimana harus memasok produk yang akan diperjualbelikan, para produsen penghasil harus mencari banyak informasi mengenai tempat-tempat produk pertanian organik dijual.
2.      Apakah pertanian organik dapat mencukupi kebutuhan pangan? Menurut saya belum bisa. Pertumbuhan penduduk yang makin kesini makin membeludak membuat pasokan kebutuhan pangan harus tetap bisa terpenuhi. Hasil pertanian seperti beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia harus diseimbangkan dengan pertumbuhan manusia yang ada. Dengan sistem yang sekarang jika harus harus diubah 360̊ menjadi pertanian organik sangatlah berat, kendala seperti modal, benih, perairan, dan lainnya yang serba original dan organik menjadi kendala bagaimana sistem pertanian organik memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Untuk menekan impor beras dari negara lain dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas beras hasil sendiri saja pada kenyataannya belum dapat terselesaikan. Memang generasi muda saat ini harus lebih belajar sepanjang hayat dalam mengupayakan sistem pertanian organik berlangsung.
3.      Apakah pertanian organik terbebas dari residu? Dengan menggunakan pupuk organik, pestisida organik, sumber pengairan pada mata air langsung, benih bukan persilangan yaitu original, merupakan bentuk upaya meminimalkan hingga menghilangkan zat-zat kimia seperti pada produk pertanian pada umumnya. Untuk yang sudah sesuai dengan persyaratan pertanian organik, tidak akan terdapat residu pada produknya, tetapi jika ada kesalahan sdikitpun terkait persyaratan, residu tetap akan ada walaupun kadarnya tidak seperti pertanian biasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar